buku tamu

السنتري

بشاهد حاله هو من يعتصم بحبل الله المتين ويتبع سنة الرسول الامين صلى الله عليه وسلم ولا يميل يمنة ولا يسرة في كل وقت وحين هذا معناه بالسيرة والحقيقة لا يبدل ولا يغير قديما وحديثا. والله اعلم بنفس الامر وحقيقة الحال.قاله المغفور له حضرة الشيخ حسني بن نووي SANTRI. Berdasarkan peninjauan tindak langkahnya, adalah orang yang berpegang teguh pada Alqur’an dan mengikuti sunnah Rasul SAW dan teguh pendirian. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan dirubah selama-lamanya. Allah yang maha mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya. oleh: almaghfur lah kiai Hasani Nawawi

ajari anakmu cara belajar

jangan cuma bisa menyuruh anak belajar tanpa mengajarinya cara belajar, orang tua yang sukses mendidik anaknya bukan mereka yang hanya mampu membiayai sekolah anaknya semata...

Dunia merupakan ladang bagi Akhirat

Sesungguhnya dunia adalah negeri persinggahan bukan negeri untuk menetap, dunia adalah tempat yang penuh dengan duka cita bukan tempat tinggal untuk bersuka cita....

Ajari anakmu tentang agama sejak dini

Anak adalah anugerah dari Allah SWT. Sebagai amanah yang diberikan khususnya kepada setiap orangtua yang menjadi perantara bagi lahirnya si mungil ke dunia ini...

arti sebuah senyuman

senyum adalah sedekah, akan tetapi jaman sekarang sudah banyak orang yang melupakan hakikat dan hikmah dibalik sebuah senyuman...

Ajari anak anda mengontrol emosi

Selalu saja ada perkelahian antara saudara kandung, teman, kerabat, orang tua, anak-anak, bahkan orang asing sekalipun. Dari pada mengganggap bahwa konflik itu tidak terjadi, coba gunakan cara...

Sabtu, 17 November 2012

"Dhang Sabhah" Menangis



“Dhang sabhah” menangis
Sakit sekali rasanya, perih dan mengenaskan, mengapa nasibku seperti ini, sampai kapan kehormatanku akan terus diinjak-injak begini, diperlakukan dengan tidak semestinya. Ingin aku berontak, namun apalah daya, aku memang hanya diciptakan sebagai makhluk yang bisu?!
Mulanya, aku sangat bersyukur bisa berarti bagi tuanku, aku merasa sangat beruntung terlahir gagah kedunia ini, bentukku yang rupawan, warnaku yang menawan, menjadi kebanggaan tersendiri bagiku dan bangsaku. Tapi itu dulu, karena tuanku yang sekarang sangat jauh berbeda dengan tuanku yang dulu, aku menjadi semakin merasa hina, kotor dan menyeramkan, tak semempesona dulu lagi.
Dulu, aku sangat bangga terhadap tuanku, dia lihai memainkanku dan pandai memanjakanku, sesekali dia memandikanku dan mengusap-usapkanku diatas batu asahan yang halus dan putih menawan, menggesekkanku perlahan-lahan agar menghasilkan ketajaman yang bagus pada diriku, sampai terkadang batu yang mengasahkupun merajuk karena tergores oleh ketajamanku.
Tuanku yang ganteng itu, dia adalah pria yang terhormat, keturunan ningrat, berjiwa mulia dan suka membantu kaum miskin ditempatku, namun, dia diburu dan hendak dibunuh oleh sekelompok orang karena menolak menjual tanahnya pada musuh bangsanya, yang mana dia tahu, tanah itu kelak jika dibeli oleh mereka akan mereka gunakan untuk menindas anak bangsanya sendiri.
Sejak saat itu, tuanku semakin rajin memanjakanku dipengasahan, dia selalu membawaku kemanapun dia pergi, tak peduli siang ataupun malam, terik matahari ataupun hujan, semangat juangnya membela bangsanya selalu berkobar membara tak padam-padam. Suatu saat dia menentengku dan berbisik padaku “aku meminta ijin kepadamu, sebentar lagi aku akan melumurimu dengan darah-darah musuh kita, aku akan menggunakanmu untuk mematahkan tulang-tulang mereka dan mencabik-cabik kulit mereka, aku sudah tidak tahan dengan ulah mereka ditanah kita, mereka menindas dan merampas hak-hak bangsa kita, bersamamu, aku akan menumpas Londo-londo keparat itu”.
Akupun girang dan senang tiada kepalang, siapa yang tak bangga berada dalam genggaman pendekar gagah berseragam hitam dengan dipadu kaos liris merah-putih ini? Kumisnya yang tebal nan lancip, menjadikanku tampak semakin tampan dalam genggamannya, lalu akupun menari, bergelanyut diantara pergelangan dan kulit-kulit berpenyakit belang, menabrak tulang-tulang mereka dan mandi darah mereka, ah…aku semakin haus akan darah orang-orang seperti mereka.
Beberapa waktu kemudian, aku menjadi semakin terbiasa mandi darah orang-orang pendatang berpenyakit belang yang kurang ajar itu, akupun sering bertemu dengan sahabat-sahabat seperjuanganku dalam barisan yang sama, barisan pemberantas kejahatan yang direstui Tuhan, berjuang demi kemerdekaan bangsa dan tanah kelahiran, berpesta darah demi kehancuran “Londo-londo keparat” dan cecunguk-cecunguknya.
Hari demi hari, aku semakin bringas nan gagah mencincang persendian dan belikat mereka, aku semakin ketagihan akan darah mereka. Tapi nahas, mereka berhasil menangkap tuanku karena dikhianati oleh bangsanya sendiri, lalu mereka menggantung tuanku sampai mati kehabisan nafas. Bersama kepergian tuanku, semangat juang yang ada ditubuhku inipun mulai meredup, padam sedikit demi sedikit, sampai akhirnya tersisa hanya sangat sedikit.
Suatu hari, aku sangat terkejut melihat beberapa sahabatku berada dalam barisan musuh, ternyata, para penghianat itu telah menggandakan jenisku untuk membantai anak bangsanya sendiri demi beberapa keping receh yang dijanjikan oleh orang-orang berpenyakit belang itu. Akupun menangis, menjerit berderit, mengerang kesakitan, terluka dan kotor terlumuri oleh darah bangsaku sendiri, lalu kupanjatkan doa “semoga ini adalah yang pertama dan terakhir-kalinya aku berdenting beradu menghantam bangsaku sendiri”.
Semua sudah tertulis, sebagai makhluk bisu yang tak dapat berbuat apa-apa, aku hanya bisa pasrah dalam genggaman tuanku, mau diapakan aku, atau kemana aku hendak dibawanya pergi. Dan kejadian itupun terulang kembali, lagi-lagi aku dipaksa berdenting memekak telinga dan beradu kilat dengan jenisku sendiri, luka itu, adalah lukaku, sakit itu, akupun merasakannya, perih tak terkira.
Tuanku yang sekarang, orangnya masih muda dan tampan, tapi tingkah lakunya semakin aneh dan memprihatinkan, pada malam jumat kliwon, dia memandikanku dengan darah ayam sambil membaca mantra, beberapa hari berikutnya, dia menentengku sambil berbisik dengan sombongnya “berbahagialah kamu, karena sebentar lagi aku akan memperlihatkan kehebatan dan ketejamanmu pada orang itu, akan aku robek perutnya dan kupenggal lehernya, sudah berhari-hari aku tahan kemarahan ini, dan sekaranglah saatnya”.
Oh… tuanku sudah tak seperti dulu lagi, ah… wajah yang garang dan angkuh itu, rasanya ingin aku meludahinya saja, ah… dada yang dibusungkan itu, rasanya aku ingin merobeknya saja! Astaghfirullah, kenapa aku jadi bertingkah seperti ini, apakah aku benar-benar telah ketagihan darah anak manusia, ya Allah ya Rabbi, aku sungguh sangat menyesal, aku menangis dan tak ada air mata yang bisa kuteteskan, aku tak mau, sekali lagi aku tak mau diperalat seperti ini, berhentilah wahai tuanku, aku tak rela anda melakukannya, karena aku tahu yang dimaksud “orang itu” adalah saudara anda sendiri.
Sekarang, bentukku lebih bagus dibanding dulu, sedikit lebih tegak dan gagah, dibuat dari bahan yang berkwalitas, putih mengkilap dan tajam tak terperikan, lalu mereka menjulukiku “Dhang sabhah”, tapi, getir dan pahit kurasakan, aku sudah cukup merasa sangat malu, semua orang beranggapan bahwa aku tak lain hanya alat yang menimbulkan kerusakan dimuka bumi ini, senjata yang memakan darah bangsanya sendiri, lalu kenapa tidak mereka musnahkan saja aku? Kalau tidak, kenapa tidak mereka kembalikan saja kehormatanku yang dahulu? Setiap kali mereka menyebutkan tanah kelahiranku, namaku selalu disandingkan, tapi sangat miris, mereka hanya bisa menyebut namaku dengan nada mengejek dan menjelek-jelekkan, lalu mencemooh dan merendahkan, padahal, dahulu aku adalah makhluk yang sangat mulia dan perkasa, dan sekarang, semua itu hilang hampir tanpa sisa ditelan malu.
Ya Tuhan… Engkaulah yang maha tahu bahwa aku tak bersalah, ampunilah kami dan berhentikanlah pertumpahan darah antar bangsaku, amin.


mengingat kembali sejarah Celurit dan Sakera.
cerpen ini diikutkan dalam lomba cerpen antar kabupaten se-Madura di Mesir, dalam memperingati HUT FOSGAMA (Forum Study Keluarga Madura) di Mesir, utusan kabupaten Bangkalan.
Ditulis oleh; Adam Elfarizy
16 November 2012

Jumat, 17 Februari 2012

Contoh proposal permohonan bantuan kitab berbahasa Arab


yang terpenting dalam penyusunan proposal ialah  bahasa dan susunan yang baik dan menarik serta dibumbui sedikit "mujamalah" atau bermanis-manis kata agar si penerima surat merasa simpati dan senang membacanya sehingga kedermawanannya akan dengan mudah kita dapatkan, insyaAllah, berikut ini contoh proposalnya:

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وأله وصحبه الذين اتبعوه في ساعة العسر واليسر والحرب والسلم.
حضرة الشيخ الجليل رئيس التحرير ..... (untuk permohonan bantuan majalah semisal "الوعي الإسلامي")
حضرة صاحب السعادة والمجد والكرم المستحق للثناء والحمد الأستاذ المتلقي لهذه الرسالة المتواضعة, أدام الله وجودك ومتعنا بطول حياتك ووفر لك كل طريق السعادة أمين (kepada ketua atau pengurus sebuah lembaga yang tidak di ketahui namanya)
بعد مزيد التحية وفائق الإحترام أفيدكم أيها الأستاذ/الشيخ الجليل بأنني طالب بأحد المعاهد الإسلامية ببلد إندونيسيا في القسم الأول/الثاني/الثالث من المدرسة الإعدادية (ثانوية)/الثانوية (عالية)/ بالجامعة (كلية). وأعربكم أنني في حالة الإنتعاش والرغبة الشديدة لزيادة العلوم الدينية والسياسية, ولا ملجأ إلا أن أطرق بابكم الكريم راجيا من حضرتكم أن ترسلوا إليّ "مساعدة من الكتب الإسلامية والسياسية وخصوصا كتاب .... و .... " (untuk permohonan kitab) / أن ترسلوا إلي مساعدة من المجلة المصدرة من هيئتكم المباركة ..... (untuk permohonan majalah, kalau bisa disebutkan lembaganya seperti الوعي الإسلامي). وإني تمنيت أن أملكها وأداوم على قراءتها ومطالعتها وذالك لتزويد نفسي بالعلوم النافعة في مستقبل الحياة.
ولكم مني ألف ألف شكر واحترام على هذه المساعدة الثمينة وأدعو الله ربي أن يكون ذلك في صحائف أعمالكم الصالحة الجاري ثوابها لكم إن شاء الله, وأخيرا نرجو أن لاتنسونا بدعواتكم المستجابة.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


(الفقير ........)


Rabu, 01 Februari 2012

Khamr, bahaya dunia akhirat

PROSES PENGHARAMAN KHAMR

A. Pengertian Khamr

Khamr menurut bahasa berarti “penutup”, asal dari kata Khamara yang artinya “menutupi” yang bermaksud bahwa khamr bisa menutupi akal fikiran dari mengetahui keadaan yang benar.

Dalam hadits shahih Muslim meriwayatkan :
Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, "Setiap yang memabukkan itu (dinamakan) khamr, dan setiap yang memabukkan itu (hukumnya) haram (dan dalam suatu riwayat disebutkan. Dan setiap khamr itu haram)" [Juz 6 halaman 100 dan 101]

Dan juga dalam hadits shahih Bukhari meriwayatkan:
Dari Ibnu Umar, ia berkata : Umar pernah berkhotbah di atas mimbar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia berkata, "Sesungguhnya telah turun (ayat ayat) tengtang pengharaman khamr, sedang dia itu (dibuat) dari lima jenis, yaitu : anggur, kurma, gandum, sya'ir dan madu. Padahal (yang disebut) khamr itu ialah apa-apa yang dapat menutup (menghilangkan/merusak) akal". [Juz 6 halaman 242]

Sungguh tepat sekali apa yang telah diterangkan oleh Rasulullah Shallalahu ‘alaihi Wasallam dan Khalifah Umar bin Khaththab tentang yang dimaksud dengan khamr ini. Yaitu : Apa-apa yang dapat menutup / menghilangkan akal atau merusak akal.
Dengan demikian bahan-bahan yang bisa merusak akal baik padat maupun cair, seperti zaman sekarang ini ada yang namanya : alcohol, ganja, morfin, heroin dan pil-pil semacam pil rohypnol, magadon, dumoli, sedatin juga termasuk bahan-bahan yang bisa menutup atau merusak akal. Bahkan baru-baru ini ada cara lain seperti mengkonsumsi lem ibon dan lain-lain. Kesemuanya itu dapat "menutup akal" yang akan menghilangkan kesadaran sebagai manusia yang normal. Dengan demikian, maka semuanya itu termasuk jenis khamr. Dan Khamr itu adalah haram.


B. Proses Diharamkannya Khamr

Dalam Islam, Kitab Al-Qur'an sebanyak 30 juz, sudah dahulu tertulis lengkap di Lauh Mahfuz. Sedangkan turunnya ke Bumi atau diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah secara bertahap dan berangsur-angsur sesuai dengan konteks kejadian.
Misalnya proses pengharaman khamr, meski di Lauh Mahfuz sudah ada ayat yang menyebutkan pengharaman Khamr seperti ayat 91 dari surat Al-Maidah, tetapi ayat yang turun ( diwahyukan ) tentang pengharaman khamr beangsur-angsur,
seperti berikut :
Ayat-ayat yang turun berkenaan dengan proses pengharaman khamr yaitu :
1. Surat An-Nahl : 67
وَمِن ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَراً
وَرِزْقاً حَسَناً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Artinya :
“Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”

Dalam ayat ini Allah SWT hanya baru memberi signal bahwa Allah telah memberi karunia kepada manusia berupa dua jenis pohon, yaitu kurma dan anggur. Dari kedua pohon tersebut akan bisa menghasilkan :
1) Minuman keras yang memabukkan dan dapat menghilangkan akal.
2) Rizki yang baik yang bermanfaat buat kehidupan manusia.
Dari sini belum ada hukum mengharamkan khamr, hanya signal bahwa dari tumbuhan anggur, bisa dijadikan bahan untuk mabuk, tapi bisa juga dijadikan bahan yang bermanfaat.

2. Surat Baqarah : 219

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا
ﻭﻳﺳـﻟﻭ ﻧﻙ ﻣﺎﺫﺍ ﻳﻧﻔﻗﻭﻥ ۗ ﻗﻝﺍﻟﻌﻓﻭۗ ﻛﺫﻟﻙ ﻳﺑﻳﻥﺍﷲﻟﻛﻡﺍﻻﻳﺕ ﻟﻌﻟﻛﻡ ﺗﺗﻓﻛﺭﻭﻥ

Artinya :
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa'at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa'atnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.”

Dalam kitab Asbaabun Nuzuul menyatakan suatu riwayat bahwa : “ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah, beliau mendapati kaumnya suka minum arak dan makan hasil judi. Mereka bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal itu, maka turunlah ayat Q.S Al-Baqarah : 219, Mereka berkata: “ Tidak diharamkan kepada kita, minum arak hanyalah dosa besar”, mereka pun terus minum arak.
Disini mulai mengarah kepada Khamr, bahwa khamr itu ada manfaatnya ( kalau diminum ) tetapi kerugiannya lebih besar. Dari ayat ini Allah baru menunjukkan Kerugiannya.

3. Surat an-Nisaa' : 43
ﻳـﺎﻳﻬﺎﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻭﺍﻻﺗﻗﺭﺑﻭﺍﺍﻟﺻﻟﻭﺓ ﻭﺍﻧﺗﻡ ﺳﻛﺎﺭﻯ ﺣﺗﻰ ﺗﻌﻟﻣﻭﺍ ﻣﺎﺗﻗﻭﻟﻭﻥ ﻭﻻﺟﻧﺑﺎ
ﺍﻻﻋﺎﺑﺭﻱ ﺳﺑﻳﻝ ﺣﺗﻰ ﺗﻐﺗﺳﻟﻭﺍ ۗ ﻭﺍﻥﻛﻧﺗﻡ ﻣﺭﺿﻰﺍﻭﻋﻟﻰﺳﻓﺭﺍﻭﺟﺎﺀﺍﺣﺩ ﻣﻧﻛﻡ
ﻣﻥﺍﻟﻐﺎﺋﻁ ﺍﻭﻟﻣﺳﺗﻡﺍﻟﻧﺳﺎﺀ ﻓﻟﻡ ﺗﺟﺩﻭﺍﻣﺂﺀ ﻓﺗﻳﻣﻣﻭﺍﺻﻌﻳﺩﺍﻁﻳﺑﺎﻓﺎﻣﺳﺣﻭﺍﺑﻭﺟﻭﻫﻛﻡ
ﻭﺍﻳﺩﻳﻛﻡ ۗ ﺍﻥﺍﺍﷲﻛﺎﻥ ﻋﻓﻭﺍﻏﻓﻭﺭﺍ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub , terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci). sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.”

Dalam kitab Asbaabun Nuzuul menyatakan suatu riwayat bahwa : ‘Abdurrahman bin ‘Auf pernah mengundang makan Ali dan kawan-kawannya. Kemudian dihidangkan minuman khamr (arak/minuman keras), sehingga terganggulah otak mereka. Ketika tiba waktu sholat, orang-orang menyuruh Ali menjadi imam, dan waktu itu beliau membaca dengan keliru, “Qulyaa ayyuhhal kaafiruun, laa a’budu maa ta’buduun, wa nahnu na’budu maa ta’budun” (katakanlah: “Hai orang-orang kafir; aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah; dan kami akan menyembah apa yang kamu sembah). Maka turunlah ayat Q.S An-Nisaa : 43 sebagai larangan sholat dalam keadaan mabuk.
Disini sudah menyebut bahwa minum khamr dilarang, tetapi hanya pada saat mau melakukan Sholat. Jadi sudah mulai ada pelarangan, tetapi masih dalam uji coba atau temporary.

4. Surat Al –Maidah : 90
ﻳـﺎﻳﻬﺎﺍﻟﺫﻳﻥ ﺍﻣﻧﻧﻭﺍﺍﻧﻣﺎﺍﻟﺧﻣﺭﻭﺍﻟﻣﻳﺳﺭﻭﺍﻻﻧﺻﺎﺏﻭﺍﻻﺯﻻﻡ ﺭﺟﺱ ﻣﻥﻋﻣﻝ
ﺍﻟﺷﻳﻁﻥ ﻓﺎﺟﺗﻧﺑﻭﻩﻟﻌﻟﻛﻡ ﺗﻓﻟﺣﻭﻥ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”

Disini sudah menyebut bahwa minum khamr dilarang dan menyatakan meminum Khmar termasuk perbuatan syetan. Dan juga menyatakan dengan menjauhi khmar akan mendapatkan keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat.

5. Surat Al –Maidah : 91
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ
وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
Artinya :
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”

Dalam kitab Asbaabun Nuzuul menyatakan suatu riwayat bahwa : turunnya ayat Al-Maidah : 90-91, berkenaan dengan peristiwa yang terjadi pada dua suku golongan Anshor yang hidup rukun, tidak ada dendam kesumat. Tetapi apabila mereka minum sampai mabuk, maka mereka saling mengganggu hingga menimbulkan bekas (luka) pada muka atau kepala mereka. Dengan demikian pudarlah rasa kekeluargaan mereka, lalu timbul rasa permusuhan dan langsung menuduh bahwa suku yang lainnyalah yang mengganggu itu. Hal itulah yang biasanya menimbulkan dendam kesumat dalam hati mereka. Padahal mereka tidak akan berbuat seperti ini apabila mereka saling berkasih sayang. Ayat ini melukiskan keberhasilan syetan mengadu domba orang-orang yang beriman sebab minum arak dan main judi.
Disini sudah secara tegas pada minum Khamr dilarang. Inilah ayat yang terakhir turun yang memberi kata putus tentang pengharaman khamar.
Jadi ayat-ayat proses pengharaman Khamr tetap saja tercantum utuh, tidak ada yang dihilangkan baik di Al-Qur’an maupun di Lauh Mahfuz sampai sekarang.
Kenapa ayat-ayat proses pengharaman Khamr masih saja dicantumkan..? kenapa 4 ayat sebelumnya dihapus saja dan hanya menyisakan 1 ayat yaitu di Surat Al-maidah:91..?
Hal ini disamping menjaga keutuhan Al-Qur’an, juga dalam memberikan tuntunan kepada Da’i atau juru dakwah, apabila berdakwah dalam dalam masyarakat yang hoby khamr, jangan langsung dikasih ayat al Maidah 91, tetapi gunakan tahapan sesuai dengan pentahapan Al-Qur’an. Jadi bagi masyarakat pemabuk, seakan-akan ayat yang diterima itu bertahap, padahal Al-Qur’an sudah ada secara utuh ayat yang mengharamkan khmar.
Jadi Al-Qur’an di Lauh Mahfuz sudah ada ayat Al-Maidah : 91, tetapi turunnya saja yang paling belakang, demi adanya pembelajaran.
Begitulah Islam melarang orang dari meminum khamr karena bertujuan untuk memberikan pendirian yang kuat baik dari segi fisik maupun dari segi mental, sebab khamr bisa merusak akal fikiran dan apabila akal sudah rusak maka ia akan menjadi puncak terjadinya kejahatan baik pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
Selanjutnya Sayyid Sabiq menyebut diharamkannya khamr sesuai ajaran-ajaran Islam yang menginginkan terbentuknya pribadi-pribadi yang kuat fisik, jiwa dan akal pikirannya.
Tidak diragukan khamr melemahkan kepribadian dan menghilangkan potensi-potensinya terutama akal. Abdullah bin Amar meriwayatkan hadits Rasulullah SAW:
“Khamr adalah induk keburukan dan salah satu dosa besar”. Barangsiapa yang minum khamr biasanya dia meninggalkan sholat dan bisa jadi menyetubuhi ibu dan bibinya sendiri.”
Dari Anas, Rasulullah SAW bersabda:
“Sepuluh orang yang dikutuk karena khamr: pembuatnya, pengedarnya, peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, pemakan uang hasilnya, pembayar dan pemesannya. (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).


C. Hakikat Diharamkannya Khamr

Selain khamr bisa menutup dan menghilang akal, khamr juga berpengaruh terhadap banyak hal, seperti :

1. Khamr merusak kesehatan.
Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam Haditsnya yang bermaksud : Bahwasanya khamr itu bukan obat tetapi adalah sebagai pembawa penyakit. Mengikut kajian ilmiah bahwa khamr menjadi sebab datangnya bermacam-macam penyakit seperti sakit perut, hilang selera makan, perjalanan darah tidak teratur, sakit paru-paru, lemah syahwat, sesak nafas, kecacatan pada kandungan, mandul dan sebagainya.

2.Khamr adalah puncak kejahatan
Ada suatu hikayat yang bisa menjadi ibrah bagi kita, yakni :
“Dahulu ada seorang raja Bani Isra’il menangkap seorang, lalu orang itu disuruh memilih, minum khamr, atau membunuh anak, atau berzina, atau makan daging babi, atau di bunuh. Maka dia memilih minum khamr, kemudian setelah dia mabuk maka tanpa disuruh semua perbuatan itu ia lakukan.

3. Khamr menyebabkan permusuhan
Ini dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya Surat Al –Maidah : 91 :
Yang artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu
Apabila seorang itu mabuk maka akalnya tidak dapat menghalang dirinya dari mengeluarkan kata-kata atau perbuatan yang menyakiti orang lain. Sehingga bisa terjadi pergaduhan, permusuhan, dan pembunuhan.

4. Menghabiskan harta.
Jika seorang itu asyik minum khamr yang menjadi puncak kejahatan maka sudah tentu dia melakukan kejahatan-kejahatan yang lain seperti berjudi, berpoya-poya, pergi ke tempat-tempat maksiat dengan menghabiskan uang dan harta.

Jadi oleh karena begitu hebatnya bahaya daripada minuman khamr itu maka memang tepat sekali Islam mengharamkan arak/khamr serta menetapkan hukuman yang berat kepada peminum-peminum khamr itu.


D. Hukuman Bagi Peminum Khamr

Semua ulama fiqih sependapat bahwa hukuman bagi orang yang peminum khamar ialah dicambuk/disebat. Cuma mereka berbeda pendapat tentang kadarnya. Ada yang mengatakan bahawa hukumannya ialah sebanyak delapan puluh kali cambuk menurut pendapat Imam Malik, Abu Hanifah dan satu riwayat daripada Imam Ahmad.
Tetapi Imam Syafie dan satu pendapat daripada Imam Ahmad mengatakan hukuman bagi kesalahan tersebut ialah sebanyak empat puluh kali cambuk. Walaupun demikian, bisa juga perkara itu dikenakan cambuk sebanyak delapan puluh kali jika pada pendapat pemerintah perkara itu patut dicambuk sebanyak itu. Jadi hukuman hadnya ialah empat puluh kali, manakala yang selebihnya adalah sebagai hukuman ta’zir.

Diriwayatkan dari Husain bin al-Munzir bahwa ketika Sayyidina Ali ditugaskan oleh Sayyidina Utsman untuk menghukum cambuk al-Walid bin Uqbah, beliau berkata :
Rasulullah SAW telah menghukum sebanyak 40 kali cambuk, begitu juga Sayyidina Abu Bakar tetapi Sayyidina Umar menghukum sebanyak delapan puluh kali semuanya adalah sunnah, yang ini aku lebih sukai. (H.R Muslim )

Ibnu Abbas r.a berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“ Siapa yang minum Khamr seteguk, maka Allah SWT tidak menerima amal fardhu dan sunnatnya selama tiga hari. Dan siapa yang minum Khamr segelas maka Allah SWT tidak menerima sholatnya selama empat puluh hari. Dan orang yang tetap minum Khamr maka selayaknya Allah SWT memberinya minum dari Nahrul Khabaal. Ketika ditanya : Ya Rasulullah apakah Nahrul Khabaal itu?, jawabnya : Darah bercampur nanah orang ahli neraka. ( H.R Atthabarani ).

Dari Jabir r.a katanya :
“Seorang laki-laki dari Jaisyah, sebuah negeri di wilayah Yaman, datang kepada Nabi SAW. lalu dia bertanya tentang jenis minuman yang dibuat orang dinegerinya yang disebut “mizr” terbuat dari jagung. Tanya Nabi SAW “apakah minuman itu memabukkan?” jawabnya, “ ya,memabukkan” sabda Nabi SAW., “setiap minum yang memabukkan haram”. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla telah menjanjikan bagi orang yang meminum minuman memabukkan akan diberi-Nya (kelak di akhirat) sejenis minuman terbuat dari “thinatil khabal”. Lalu para sahabat bertanya.”Ya Rasululah! Apa itu thinatil khabal?” jawab beliau, “ keringat penduduk neraka”.( Shahih Muslim ).

Selasa, 31 Januari 2012

Shalawat dan Sya'ir-sya'ir


الحمد لله والشكر لله
الحـــــمد لله والشكر لله     أزكى صـلاتي وسلامي لرسول الله
صل وسـلم على المعلم     أحـمــــد محمد يا سيدي خير البرية
هـــذه المدينة فيها نبينا     فيها أبو الزهرا يا سيدي خير البرية

صلوات الله
صــلوات الله عليه وسلام     ما شـــاء الله مدى الأيــام
نور أضـــاء من الـقــرأن     نزل الأمـين بالوحـي إليه
صــــــــــلـوا عـلـيـه
هو حبل الله لبنـي الإنسان     جمع القلوب بالحب عليه
صــــــــــلوا عـلـيـه
وهو الطريق إلى الرحمن     من ســـار بهدى الله إليه
صــــــــــلوا عـلـيـه
علم وحـضــارة وإيــمان     ســـلوا التـاريخ عنه عليه
صـــــــــلوا عـلـيـه
نـبــــي أمـــي وإســـــلام     قــــوم جـهــل وخـصـــام
أراد الله لنـــــا ســــلـمـــا     فاختار محمدا بالوحي إليه
صــــــــــلوا عـلـيـه

وا رسـول اللـه
وا رسول اللــه وا وا رســـول اللـــه     يا رحمة الرحمن مرسل للناس بسم الله
أنا بعلم قد عجزت عن فهم إعجـاوي     وإعــجــازك قد وصــلني بطــريق الله
في هواي قد هــويت إن بــه حـــرت     وهـــواك مـنـقـذ من هــام فــي هــواك
إن صلاتك قدر أنس لقــلـــبي ونفعي     والـذكر مـنزل عليـك نـور فيه نجد الله
أزكى صــلاة وســلام عليك والألــــ     يا من عـلـيــك الله الله أنـت مـصـطـفـاه


نور الهدى
نور الهدى والحــق لاح     من سيد الرسل المــلاح
المصطفى بحر السـماح     وصـاحب الخلق الحسن
طــه رسول العـالـمــين     الصــادق الوعـد الأمين
من فضله فـيـنــا مبــين     يـجـلوا به عـنا الحـــزن

يا حاذي الركبان
ياحــاذي الركـبــان     متى وصلت البـان
أرح هنـاك العــيس     وبـشـــر الولهـــان
لحـيـّـــكم ســــرنـا     شوقا وقــد طرنـــا
وفي الهوى حــرنا     وذو الهوى حيران
يا ساكـني رومـــه     النـــار ضـــرامـــة
والـروح صـــوامة     لـكــم عين الأكوان
ما أكثر الأحبــاب     وجــدا بـذاك الباب
تطـوف بالأعتـاب     وكـلــها أشـجـــــان
لـكــــم ســـلام الله     يــهـدي لــروح الله
مـا أنـشــــد الأواه     يا حادي الركـبـــان

قد كفاني علم ربي
قـَدْ كَــفَــــانِــي عِلـْمُ رَبِّي     مِنْ سُــؤَالِي وَاخْتِيَــــارِي
فَـدُعَـــــائِي وابْتِهــــَالِــي     شَـــــاهِـدٌ لِــي بِافْـتِــقَـارِي
فَـلِهَـــــذَا السِّــــرِّ أَدْعُـــو     فِــي يَسَــــارِيْ وَعَــسَارِي
أَنَا عَبْــدٌ صَــارَ فَــخْـرِي     ضِمْنَ فَقْرِي وَاضْطِرَارِي
يَــــا إِلَــــهِـي وَمَــلِيْــكِي     أنْتَ تَـعْــلَـمُ كَـيْــفَ حَـالِــي
وَبِـــمَـا قَــــدْ حَـــلَّ قَلْبِـي     مِــنْ هُـمُـوْمٍ وَاشْـــتِـغَـالِــي
فَــتَـــــدَارَكْــنِـي بـِلُــطْفٍ     مِنْـــكَ يَــا مَــوْلَى الْمَـوَالِي
يَـــا كَـرِيْــمَ الْوًَجْهِ غِـثْـنِي     قَبْــلَ أنْ يَـفْـنَى اصْـطِبَارِي
يَــا سَــرِيْعَ الْغَوْثِ غَوْثًا     مِنْـــكَ يُــدْرِكْــنَـا سَرِيْعًا
يَهْـزِمُ الْعُسْـــرَ وَيَــأْتِــي     بِالَّذِي نَـرْجُـو جَـمِـيْـعًـــا
يــــــا قَرِيْـبًا يا مُجِيْـــبًـا     يـــــا عَـلِيْــمًا يا سَــمِـيْـعًا
قَــدْ تَحَـقَّـقْـتُ بِـعَـجْـزِي     وخُـضُــوْعِـي وانْكِسَارِي
لَــمْ أَزَلْ بِــالْبَــابِ وَاقِفْ     فَارْحَـــمَــنْ ربِّـي وُقُوْفِي
وبِـوَادِي الْفَـضْلِ عَاكِفْ     فَــأَ دِ مْ ربِّي عُـــكُـــوْفِــي
ولِحُسْـــنِ الـظَّــــنِّ لاَزِم     فَهُـوَ خِــلـِّـي وحَـلِـيْـفِــــي
وأَنِــــيْـسِـــي وجَـلِيْـسِـــي     طُــوْلَ لَـيْــلِــي ونَـهَــارِي
حَـاجَـةً فِي النَّـفْـسِ يَا ربّ     فَاقْــضِهَــا يا خَيْرَ قَاضِي
وأَرِحْ سِــــرِّي وقَــلْبِـــي     مِنْ لَــظاَهَــــا والشُّـــوَاظِ
فَالْـهَـنَـــا والْبَسْـــطُ حَالِي     وشِـــعــَارِي ودِثَـــــارِي